Sabtu, 14 September 2013

Hanya Sekadar Rumah

-”Kau adalah rumah di mana aku memilih untuk tinggal.”
Aku hanyalah rumah, tak bisa memilih siapa yang harus tinggal, tetapi selalu ditinggal.

-”Kau adalah rumah, tempatku kembali pulang.”
Iya. Aku hanyalah rumah yang tak bisa melakukan apa-apa, meskipun aku mengharapkanmu untuk pulang.

-”Apapun itu, kau adalah rumahku. Rumah dengan segala isinya yang aku rindukan!”
Ya memang. Aku hanyalah rumah, yang diisi segala sesuatu yang kau rindukan, tetapi tak pernah kau pedulikan.


Apapun yang kau katakan, aku hanya tidak ingin sekadar menjadi rumahmu, tetapi aku ingin menjadi tempat tinggalmu selalu. Bukan hanya menjadi tempat yang kau tinggalkan selalu.

0 comments:

Posting Komentar

 
;